Benteng Otanaha, Jejak Sejarah dan Pesona Puncak Gorontalo

​​Benteng Otanaha, yang berlokasi di Gorontalo, merupakan situs bersejarah yang memukau dengan pemandangan alam yang indah dari puncaknya​.

Benteng-Otanaha,-Jejak-Sejarah-dan-Pesona-Puncak-Gorontalo

​Benteng ini tidak hanya menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Gorontalo, tetapi juga menawarkan pesona yang tak terlupakan bagi pengunjungnya. Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran ALL ABOUT SULAWESI TENGGARA.

tebak skor hadiah pulsa  

Jejak Sejarah Benteng Otanaha

Benteng Otanaha memiliki sejarah panjang yang bermula dari pembangunan hingga perannya dalam perlawanan terhadap penjajah. Beberapa literatur menyebutkan benteng ini dibangun sekitar tahun 1522 oleh Raja Ilato, hasil kesepakatan dengan nahkoda kapal Portugis yang singgah di Pelabuhan Gorontalo karena kehabisan bahan makanan. Tujuan utama pembangunan benteng adalah memperkuat pertahanan Gorontalo dari ancaman bajak laut.

Menurut cerita masyarakat, benteng ini ditemukan kembali sekitar tahun 1585 oleh Naha, putra Raja Ilato yang memerintah Kerajaan Limboto. Naha menemukan tiga benteng yang dibangun Portugis, termasuk Benteng Otanaha. Nama “Otanaha” sendiri berasal dari kata “Ota” yang berarti benteng dan “Naha” merujuk pada nama putra Raja Ilato. Benteng ini menjadi pusat pertahanan keluarga Naha saat terjadi serangan.

Selain untuk pertahanan, Benteng Otanaha juga berkaitan dengan kolonialisme Portugis. Pada awalnya benteng digunakan sebagai tempat pengawasan, namun rakyat Gorontalo bangkit melawan dan merebut kembali benteng ini. Sejak itu, Otanaha menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan dan digunakan sebagai markas strategis untuk menyusun taktik menghadapi Portugis maupun Belanda.

Arsitektur dan Keunikan Bangunan

Benteng Otanaha dibangun di atas bukit strategis di Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo. Bahan bangunannya unik, terbuat dari campuran kapur, pasir, dan putih telur, yang sebagian diyakini berasal dari telur burung Maleo. Dinding benteng memiliki ketebalan hingga 50 sentimeter dan tinggi rata-rata satu meter.

Arsitektur benteng memadukan budaya lokal dengan pengaruh Portugis. Benteng berbentuk bulan tanpa atap dan saat ini menjadi cagar budaya terdaftar di Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya dengan Nomor CB.927. Keunikan lain adalah jumlah tangga menuju benteng, sebanyak 348 anak tangga yang terbagi dalam empat persinggahan, dengan jumlah anak tangga berbeda di setiap persinggahan.

Pendakian ke benteng memang melelahkan, tetapi pemandangan di sekitar akan membayar lelah pengunjung. Sepanjang perjalanan, pengunjung bisa menikmati panorama hijau perbukitan dan udara segar. Setiap persinggahan juga memiliki spot menarik untuk beristirahat dan berfoto sebelum mencapai puncak benteng.

Baca Juga: Pulau Labengki, Destinasi Tropis yang Wajib Dikunjungi Pecinta Alam

Pesona Puncak dan Pemandangan Alam

Pesona-Puncak-dan-Pemandangan-Alam

Dari puncak Benteng Otanaha, pengunjung dapat menikmati panorama Kota Gorontalo yang menawan. Danau Limboto terlihat luas dengan permukaan air yang memantulkan cahaya matahari, sementara sawah dan tanaman enceng gondok menambah keindahan lanskap. Deretan pegunungan di sekitar menciptakan pemandangan asri dan menenangkan.

Posisi strategis benteng dulunya memudahkan pengawasan pergerakan musuh melalui Danau Limboto, jalur perdagangan dan transportasi penting. Kini, panorama tersebut menjadi daya tarik utama wisatawan, baik untuk menikmati keindahan alam maupun berfoto di berbagai sudut benteng.

Selain pemandangan, pengunjung juga bisa merasakan semilir angin dan suasana tenang di puncak benteng. Area ini menyediakan fasilitas dasar seperti bangku istirahat, toilet, dan pedagang jajanan. Ketenangan dan keindahan alam membuat pengalaman wisata sejarah di Benteng Otanaha semakin berkesan.

Waktu Terbaik dan Aksesibilitas di Benteng Otanaha

Waktu terbaik mengunjungi Benteng Otanaha adalah pada musim kemarau, antara Juni hingga September, karena cuaca cerah dan nyaman untuk menjelajahi benteng. Benteng cenderung ramai pada akhir pekan dan hari libur, sementara hari kerja menawarkan suasana lebih tenang.

Benteng terletak sekitar 8–10 kilometer dari pusat Kota Gorontalo dan dapat ditempuh 20–30 menit perjalanan. Dari Bandara Djalaluddin, jaraknya sekitar 24 kilometer dengan waktu tempuh 45 menit. Kendaraan umum tidak langsung tersedia, tetapi pengunjung dapat menyewa bentor atau kendaraan pribadi.

Biaya tiket masuk sangat terjangkau, yakni Rp5.000 per orang, dengan biaya sewa bentor mulai Rp30.000. Benteng buka setiap hari dari pukul 06.00 hingga 18.00. Akses mudah dan biaya terjangkau membuat Benteng Otanaha menjadi destinasi wisata sejarah populer di Gorontalo.

Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi tempat-tempat wisata terupdate lainnya hanya di ALL ABOUT SULAWESI TENGGARA.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Pertama dari atourin.com
  • Gambar Kedua dari triptrus.com

Similar Posts