Gunung Mekongga: Keindahan dan Keunikan Atap Sulawesi Tenggara
Gunung Mekongga merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara yang berdiri megah dengan ketinggian mencapai sekitar 2.620 mdpl di atas permukaan laut.
Terletak di pegunungan Mekongga yang membentang di sisi utara wilayah Kabupaten Kolaka, gunung ini menjadi ikon alam sekaligus destinasi petualangan yang memikat bagi para pendaki dan pecinta alam. Kawasan ini bukan hanya menawarkan panorama alam yang memukau, tetapi juga kaya akan sejarah, flora, fauna, serta legenda yang menghidupkan budaya lokal Sulawesi Tenggara.
Di bawah ini ALL ABOUT SULAWESI TENGGARA akan membahas keindahan, keunikan, serta berbagai aspek menarik seputar Gunung Mekongga, ikon alam dan budaya Sulawesi Tenggara.
Keindahan Alam dan Topografi Gunung Mekongga
Gunung Mekongga adalah bagian dari jajaran pegunungan Verbeck dan memiliki puncak utama bernama Mosero Sero. Puncaknya yang berupa karst kapur memberikan nuansa keindahan alam yang berbeda dari gunung-gunung lainnya. Keindahan batuan karst dan formasi alam yang unik di puncaknya sering diibaratkan sebagai “candi alam” yang terpahat oleh alam sendiri.
Secara geologis, gunung ini terbentuk dari sebuah atol yang terangkat ratusan juta tahun yang lalu, sehingga terbentuk bentang alam yang kaya akan flora dan fauna endemik yang hanya dapat ditemukan di wilayah ini. Hutan tropis yang lebat dan hutan berbatu karst semakin menambah keanekaragaman hayati yang terus menarik minat para pecinta alam dan peneliti.
Flora dan Fauna Endemik yang Memukau
Pegunungan Mekongga merupakan habitat berbagai flora dan fauna yang unik dan langka. Di setiap ketinggian gunung ini, jenis tumbuhan dan satwa yang ditemukan punya ciri khas berbeda. Penelitian gabungan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan universitas dari Amerika Serikat menunjukkan adanya ratusan jenis flora dan fauna, beberapa di antaranya baru bagi ilmu pengetahuan.
Salah satu satwa yang banyak ditemukan di sini adalah anoa, hewan endemik Sulawesi yang berbentuk seperti kerbau kecil, serta berbagai jenis burung cantik seperti burung rangkong dan kupu-kupu berwarna-warni yang menjadi daya tarik bagi pengunjung. Keanekaragaman ini menjadikan Gunung Mekongga sebagai salah satu wilayah terkaya keanekaragaman hayatinya di dunia yang wajib dilindungi.
Baca Juga: Pesona Alam Puncak Wakila: Surga Tersembunyi di Sulawesi Tenggara
Jalur Pendakian dan Keseruan Petualangan
Pendakian menuju puncak Gunung Mekongga bukan untuk yang pemula, rutenya menantang dengan durasi pendakian sekitar 5-7 hari pulang pergi. Titik awal pendakian biasanya dimulai dari Desa Tinukari atau Dusun Surolako di Kecamatan Ranteangin, yang dapat dijangkau dengan kendaraan dari kota Kolaka dalam waktu sekitar 4 jam.
Selama perjalanan, pendaki akan melewati berbagai pos dan camp alami, seperti Camp 1 di ketinggian 480 meter, Camp 2 yang penuh tantangan dengan jalur menanjak dan bekas longsoran, serta Camp 3 yang dipercaya sebagai tempat dengan kisah mistis keberadaan makhluk halus.
Jalur ini juga menawarkan pemandangan indah berupa air terjun kecil dan hutan tropis yang jarang tersentuh manusia. Puncak Gunung Mekongga berbentuk kubah yang luas dengan gua-gua yang dihiasi stalagmit dan stalaktit.
Sekaligus menyimpan misteri berupa “goa tengkorak” yang menjadi situs pemakaman kuno suku Mekongga yang tinggal di sekitar wilayah tersebut. Puncak ini memberikan panorama luas yang memukau, dari kabut hingga pemandangan gunung lain seperti Lattimojong di Sulawesi Selatan saat cuaca cerah.
Legenda dan Cerita Rakyat yang Menarik
Gunung Mekongga tidak hanya kaya akan keindahan alamnya, tetapi juga sarat dengan legenda yang memikat. Nama “Mekongga” diyakini berasal dari cerita rakyat tentang perjuangan melawan seekor burung garuda raksasa bernama Kongga yang mengganggu masyarakat setempat.
Menurut legenda, burung garuda tersebut menimbulkan ketakutan hingga seekor pemuda bernama Tasahea dengan bantuan tokoh Larumbalangi berhasil mengalahkannya. Kejadian ini diperingati dengan menamai gunung tersebut sebagai Mekongga yang berarti tempat matinya elang besar atau garuda. Cerita ini menjadi warisan budaya yang memperkaya nilai historis gunung ini.
Tantangan dan Pelestarian
Meski menawarkan keindahan luar biasa, Gunung Mekongga menghadapi berbagai ancaman lingkungan. Terutama dari aktivitas pembukaan lahan dan penebangan hutan yang mengurangi habitat satwa langka seperti anoa. Isu perburuan sporadis menjelang hari raya juga menjadi perhatian serius bagi kelestarian satwa endemik.
Para peneliti dan organisasi lingkungan mendorong perlindungan kawasan ini agar keanekaragaman hayatinya tetap terjaga demi manfaat ilmiah dan keberlanjutan ekosistem di masa depan. Pendakian yang bertanggung jawab serta kesadaran publik menjadi kunci utama menjaga eksotisme Gunung Mekongga.
Kesimpulan
Gunung Mekongga adalah destinasi alam yang cocok bagi pencinta petualangan dan budaya. Pegunungan karstnya mempesona dan penuh keunikan. Flora dan fauna endemik menjadi daya tarik tersendiri. Jalur pendakiannya menantang dan memacu adrenalin. Legenda-legenda lokal menambah kekayaan cerita di balik gunung ini.
Gunung Mekongga layak disebut ikon wisata alam Sulawesi Tenggara. Pengunjung diimbau menjaga kelestarian saat menjelajah. Keindahannya harus dijaga agar dapat dinikmati generasi mendatang. Gunung ini adalah lambang kekayaan alam dan budaya Indonesia.
Dapatkan lebih banyak informasi tempat-tempat menarik lainnya yang ada di Sulteng dengan lengkap hanya di ALL ABOUT SULAWESI TENGGARA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.rri.co.id
- Gambar Kedua dari travel.okezone.com