Misteri Mata Biru Suku Buton Sebagai Fenomena Genetik Langka di Indonesia

Di antara keindahan alam Sulawesi Tenggara, Suku Pulau Buton menyimpan keunikan yang memikat, salah satunya adalah mata biru yang cerah.

misteri-mata-biru-suku-buton-sebagai-fenomena-genetik-langka-di-indonesia

Fenomena langka di Indonesia ini, didorong oleh sindrom Waardenburg, yang mengundang rasa ingin tahu kita untuk menyelami lebih dalam misteri genetik dan warisan budayanya yang kaya. ALL ABOUT SULAWESI TENGGARA akan membahas tentang asal-usul dan penyebabnya, serta bagaimana hal itu memengaruhi kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat, yuk simak lebih lanjut!

tebak skor hadiah pulsa  

Suku Buton dan Sejarah Panjang di Nusantara

Suku Buton adalah salah satu etnis yang mendiami Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Selain di wilayah asalnya, suku ini juga tersebar di berbagai daerah lain seperti Maluku, Kalimantan, Kepulauan Riau, dan Papua, akibat migrasi yang terjadi pada tahun 1920-an.

Nenek moyang Suku Buton diyakini sebagai imigran dari Johor, Malaysia, yang datang pada abad ke-15. Sejarah panjang Buton sebagai pusat perdagangan maritim Nusantara telah menjadikannya tempat persinggahan berbagai bangsa, termasuk pedagang dari Eropa.

Mengungkap Fenomena Mata Biru Suku Buton

Mata biru pada sebagian masyarakat Suku Buton disebabkan oleh sindrom Waardenburg. Fenomena ini juga disebut sebagai salah satu kelainan genetik langka yang memengaruhi produksi melanin. Melanin adalah pigmen yang menentukan warna kulit, rambut, dan mata.

Pada penderita sindrom Waardenburg, produksi melanin berkurang, sehingga iris mata tampak berwarna biru atau bahkan memiliki warna yang berbeda antara mata kanan dan kiri. Sindrom ini tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Mata biru muncul bukan karena pigmen biru, melainkan akibat minimnya melanin di iris mata, sehingga cahaya yang masuk dipantulkan dan menghasilkan warna biru. Kondisi ini sangat langka dan hanya dialami sekitar 1 dari 40.000 bayi baru lahir.

Warisan Bangsawan Atau Kelainan Genetik?

Beberapa orang meyakini bahwa mata biru pada Suku Buton merupakan hasil perkawinan antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis yang pernah datang ke Buton. Namun, dari sisi medis, kondisi ini disebabkan oleh sindrom Waardenburg, yaitu kelainan genetik. Interaksi dan perkawinan dengan pendatang Eropa di masa lalu diyakini sebagai salah satu faktor munculnya keturunan bermata biru di kalangan masyarakat Buton.

Dalam tradisi setempat, orang-orang yang memiliki mata biru sering dianggap sebagai keturunan bangsawan atau orang yang memiliki keistimewaan tertentu. Mereka dihormati dan diperlakukan dengan cara yang berbeda, karena mata biru dianggap membawa keunikan dan keindahan yang tak biasa.

Baca Juga: Puncak Ahuawali: Spot Terbaik untuk Melihat Keindahan Alam Sulawesi Tenggara

Kehidupan Fardan dan Anak Bermata Biru Lainnya

Kehidupan Fardan dan Anak Bermata Biru Lainnya

Fardan Ramadan, seorang bocah Suku Buton asal Desa Boneatiro, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, memiliki mata biru sejak lahir. Warna biru itu membuat penglihatan Fardan sedikit berbeda dengan bocah pada umumnya, karena ia tidak mampu melihat cahaya yang sangat terang. Saat bermain, Fardan akan menutup kedua matanya ketika dia terkena sinar matahari.

Anehnya, saat malam tiba, dalam keadaan gelap dia mampu melihat benda-benda di sekitarnya. Selain Fardan, ada juga anak lain dari Suku Buton yang juga memiliki bola mata berwarna biru, seperti Eni Wahyuni dan Syawal. Bola mata Eni punya keunikan sendiri karena sebelah matanya berwarna hitam dan sebelah lagi berwarna biru.

Suku Buton dan Keunikan Tradisi yang Dilestarikan

Masyarakat suku Buton juga memegang teguh berbagai tradisi. Salah satu yang masih dilakukan hingga kini adalah padole-dole atau imunisasi ala suku Buton. Tradisi ini berfungsi untuk meningkatkan sistem imunitas bayi dan balita agar tidak mudah terkena penyakit, baik fisik maupun mental.

Cara melakukan padole-dole adalah dengan menggulingkan anak di atas daun pisang yang telah dilumuri minyak kelapa. Selain itu, Benteng Wolio dan Benteng Kasimbar, yang merupakan bekas pertahanan Kesultanan Buton, menjadi saksi bisu dari masa kejayaan kerajaan tersebut.

Pulau Buton Juga Sebagai Destinasi Wisata

Pulau Buton di Sulawesi Tenggara menawarkan destinasi wisata yang memikat dengan keindahan alamnya yang masih alami. Pantai berpasir putih seperti Pantai Nirwana dan Pantai Labobo memanjakan pengunjung dengan pemandangan laut biru jernih.

Selain itu, wisata air terjun Kandawu-Ndawuna dan hutan tropis menambah pesona alam yang menenangkan. Benteng Keraton Buton yang bersejarah juga menjadi daya tarik budaya, menjadikan Pulau Buton pilihan sempurna untuk liburan yang lengkap antara alam dan sejarah.

Kesimpulan

Mata biru pada sebagian masyarakat Suku Buton merupakan fenomena genetik langka yang disebabkan oleh sindrom Waardenburg. Keunikan ini menambah daya tarik Pulau Buton sebagai destinasi wisata yang kaya akan budaya dan keindahan alam. Suku Buton dengan tradisi luhur dan masyarakatnya yang ramah menjadi warisan berharga yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Buat kalian yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai Sulawesi Tenggara, baik dari tradisi, suku, budaya, kehidupan sehari-hari, wisata, dan kuliner, anda bisa kunjungi ALL ABOUT SULAWESI TENGGARA.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari travel.detik.com
  2. Gambar Kedua dari telisik.id

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *