Tari Lumense: Salah Satu Tarian Tradisional di Sulawesi Tenggara

Tari Lumense adalah salah satu tarian tradisional berasal dari Sulawesi Tenggara, tepatnya dari masyarakat suku Moronene di Pulau Kabaena.

Tari Lumense: Salah Satu Tarian Tradisional di Sulawesi Tenggara

Salah satu warisan budaya yang paling mencolok dari wilayah ini adalah Tari Lumense, sebuah tarian sakral dan unik yang berasal dari masyarakat Kabaena, Kabupaten Bombana. Lebih dari sekadar seni pertunjukan, Tari Lumense menyimpan nilai-nilai spiritual, simbolik, dan sosial yang mendalam bagi masyarakat suku Moronene. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran ALL ABOUT SULAWESI TENGGARA.

tebak skor hadiah pulsa  

Asal-Usul dan Makna Nama “Lumense”

Tari Lumense berasal dari kata dalam bahasa Moronene lumee yang berarti mengais atau membersihkan, dan e’ense yang berarti melompat-lompat. Jika digabungkan, Lumense menggambarkan aktivitas pembersihan atau penyucian kampung yang dilakukan secara simbolik dengan gerakan-gerakan yang enerjik dan dinamis.

Tarian ini memiliki akar kuat dalam ritual adat dan dipercaya mampu menangkal marabahaya serta mengusir roh jahat dari suatu wilayah. Karena itu, pada awalnya tarian ini hanya dilakukan dalam acara sakral yang disebut pe-olia, yakni upacara untuk meminta keselamatan dari para leluhur atau roh pelindung kampung.

Fungsi dan Nilai Budaya yang Dikandung

Tari Lumense tidak hanya sekadar hiburan. Dalam masyarakat adat Moronene, tarian ini memiliki fungsi spiritual dan sosial. Saat terjadi bencana, wabah penyakit, atau gangguan alam yang tak bisa dijelaskan secara rasional, masyarakat akan melakukan upacara pe-olia dengan Tari Lumense sebagai bagian inti dari ritual tersebut.

Namun, seiring waktu, tarian ini juga mengalami transformasi menjadi pertunjukan budaya yang lebih inklusif. Sekarang, Tari Lumense sering ditampilkan dalam acara penyambutan tamu penting, festival budaya daerah, hingga perayaan hari kemerdekaan. Nilai kebersamaan, kekompakan, dan semangat gotong royong tetap menjadi pesan utama yang ingin disampaikan melalui setiap gerakan dalam tarian ini.

Baca Juga: Tari Balumpung: Salah Satu Kesenian Tarian Tradisional di Sulawesi Tenggara

Gerakan dan Musik Pengiring

Gerakan dan Musik Pengiring

Tari Lumense dibawakan oleh kelompok penari yang terdiri dari 8 hingga 12 orang, biasanya perempuan, meskipun laki-laki juga bisa ikut serta. Gerakan utamanya adalah melompat-lompat kecil sambil berputar mengelilingi sebuah pohon pisang yang ditancapkan di tengah arena. Pohon pisang ini melambangkan pusat kehidupan, yang harus dijaga dan dibersihkan dari pengaruh negatif.

Menariknya, di bagian akhir pertunjukan, pohon pisang tersebut ditebang secara simbolis menggunakan parang yang dibawa penari pria. Aksi ini melambangkan keberhasilan masyarakat dalam membersihkan kampung dari pengaruh jahat.

Musik pengiring terdiri dari alat-alat tradisional seperti gendang, gong besar (tawa-tawa), dan gong kecil (ndengu-ndengu), yang menghasilkan irama khas dan membangkitkan semangat.

Kostum dan Atribut Penari

Kostum yang digunakan dalam Tari Lumense memiliki nilai estetika dan simbolik. Penari perempuan biasanya mengenakan busana adat berwarna merah dan hitam, dengan hiasan kepala yang menyerupai sirip ikan, melambangkan kelenturan dan keteguhan hati.

Sementara penari pria mengenakan busana hitam dengan ikat kepala dan membawa parang, simbol perlindungan dan kekuatan. Warna-warna yang digunakan dalam kostum juga melambangkan keberanian (merah), kesucian (putih), dan keagungan (hitam).

Pelestarian dan Pengakuan Budaya

Sebagai salah satu aset budaya bangsa, Tari ini kini telah terdaftar sebagai bagian dari Ekspresi Budaya Tradisional (EBT) oleh Kementerian Hukum dan HAM. Tarian ini juga pernah masuk nominasi dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) Award untuk kategori atraksi budaya terpopuler.

Pemerintah daerah bersama komunitas budaya lokal juga terus berupaya melestarikan tarian ini melalui pelatihan di sekolah, festival budaya, serta promosi di tingkat nasional dan internasional. Tari Lumense bukan hanya milik masyarakat Moronene, tapi sudah menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang patut dijaga.

Kesimpulan

Tari Lumense bukan sekadar pertunjukan seni. Ia adalah wujud kearifan lokal, spiritualitas, dan identitas budaya masyarakat Moronene di Sulawesi Tenggara. Lewat gerakan yang dinamis, musik yang menghentak, dan makna simbolik yang dalam, tarian ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga harmoni antara manusia, alam, dan leluhur. Melestarikan Tari Lumense berarti merawat jati diri bangsa yang kaya dan beragam.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *